Lari dan Nyeri
Lari memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, namun tidak jarang pula olahraga lari disalahkan untuk masalah sendi yang dialami oleh seseorang, khususnya osteoarthritis. Padahal, beberapa studi dan jurnal penelitian menemukan bahwa orang yang rutin berlari (non atlet) beresiko lebih rendah terkena osteoporosis, daripada orang yang tidak rutin berlari. Bahkan lebih menarik lagi, penelitian yang dilakukan di Timmins et al menemukan bahwa terjadi penurunan resiko operasi akibat osteoarthritis sampai 50% dibanding pasien yang tidak berlari.
Penelitian besar diadakan Williams et al tahun 2004 yang melibatkan 75.754 sampel pelari yang dilakukan selama 7 tahun, menemukan bahwa ditemukan 2004 pelari atau sekitar 2,6% yang mengalami osteoartritis lutut. Sementara itu, dari sampel non-pelari sebanyak 14,625 yang dikumpulkan selama 5 tahun, ditemukan 695 sampel atau sekitar 4,75% yang mengalami osteoarthritis lutut. Proporsi non-pelari yang mengalami osteoartritis lutut lebih tinggi dibanding pelari. Bahkan ditemukan juga berlari dengan intensitas 1.8 – 3.6 MET per jam tiap harinya dapat menurunkan resiko osteoarthritis sebanyak 18% jika dibandingkan dengan pelari yang berlari <1.8 MET per jam tiap harinya. Dan ditemukan pula bahwa terjadinya osteoarthritis lebih erat terjadi pada orang dengan tingkat BMI yang tinggi (kegemukan).
Lari adalah olahraga cardiovascular yang termasuk di kategori weight dependent. Yang artinya, semakin berat bobot seseorang, semakin tinggi impact yang diterima oleh persendian selama berlari. Hal tersebut kemudian menjadi perdebatan, apakah hal ini dapat berdampak negatif atau tidak? Apakah orang gemuk boleh berlari atau tidak? Faktanya, olahraga weight dependent exercise justru melatih persendian lebih tinggi dibanding kategori weight independent. Sehingga kekuatan persendian menjadi lebih baik pada pelari rutin. Tetapi, menjadi lebih kuat bukan berarti meniadakan resiko. Resiko terjadinya masalah sendi mungkin terjadi akibat stress pada sendi yang diberikan secara berlebihan.
Kita akan bahas tips agar kita dapat berlari dengan aman:
-
Persiapan.
Persiapkan sepatu yang cocok dengan bentuk kaki Anda serta lakukan pemanasan yang cukup agar otot, sendi dan tulang Anda siap terhadap impact.
-
Teknik.
Berlari dengan teknik yang baik. Perhatikan dengan seksama kecondongan tubuh Anda, cara mendaratkan kaki, dan cara persendian Anda meredam impact Ketika mendarat.
-
Fokus
Saat berlari, fokus bukan hanya berfokus pada tujuan akhir. Namun juga fokus pada tubuh Anda. Dengarkan alarm tubuh Anda. Nyeri berlebihan sampai di level mengganggu pada persendian menandakan terjadi masalah. Nyeri dan pegal pada otot adalah hal yang wajar. Contohnya otot, bokong ataupun betis. Namun jika nyeri terjadi pada sendi seperti pergelangan kaki, lutut ataupun pangkal paha, sebaiknya pertimbangkan untuk menghentikan latihan.
-
Istirahat.
1 lagi hal penting yang sering terlupakan oleh kebanyakan orang, yaitu istirahat. Hal tidak popular ini penting karena pada saat istirahatlah terjadinya perbaikan jaringan. Dengan istirahat cukup Anda menghindari terjadinya overuse injury.
Jika Anda sudah memiliki masalah sendi sebelumnya, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu niat Anda untuk berlari kepada dokter atau physiotherapist Anda.
Selamat Berolahraga.
Gold's Gym Mall Ciputra | Gold's Gym Mall of Indonesia | Gold's Gym Thamrin City | Gold's Gym Cilandak Town Square | Gold's Gym Baywalk Mall Pluit | Gold's Gym Kalibata City Mall | Gold's Gym Braga Citywalk | Gold's Gym Cihampelas Walk | Gold's Gym Summarecon Mall Serpong | Gold's Gym Mall @ Alam Sutera | Gold's Gym Bintaro X-change | Gold's Gym The Breeze BSD | Gold's Gym Grand City Surabaya | Gold's Gym Surabaya Town Square | Gold's Gym Grand Metropolitan Bekasi